Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dampak Positif dan Negatif Green Supply Chain Management bagi Industri

Supply chain management biasa dilihat sebagai proses aliran dari bahan baku yang diubah menjadi produk akhir, lalu dikirimkan ke konsumen (Beamon, 1999). Dalam prosesnya termasuk pencarian sumber daya alam (Srivasta, 2007).

Sedangkan, supply chain management dengan pendekatan lingkungan biasa disebut green supply chain management (GSCM). Tujuan GSCM untuk menghilangkan atau meminimasi limbah (energi, emisi, dan bahan kimia) dalam proses supply chain.

Menurut Ninlawan (2010), aktivitas GSCM terdiri dari 4 aktivitas yaitu Green Procurement, Green Manufacturing, Green Distribution, dan Reverse Logistic. Sedangkan menurut Jamal Fortes (2009), aktivitas GSCM hanya terdiri dari Green Design dan Green Operations. Penjelasan masing-masing aktivitas yaitu sebagai berikut:



 

Green Design
Aktivitas ini merancang sebuah produk atau jasa yang mengarah pada kesadaran lingkungan. Green design dilakukan dengan cara life-cycle analysis (LCA). Pengukuran LCA dari tahap bahan baku, produksi, distribusi, remanufacture, recycling, dan final disposal. Gungor dan Gupta (1999) mengatakan bahwa life-cycle analysis menguji dan menghitung energi dan material yang digunakan dan terbuang serta dampak dari produk terhadap lingkungan.

Green Procurement
Green Procurement diartikan sebagai proses pembelian ramah lingkungan yang terdiri dari 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dari material yang dibeli. Termasuk memilih supplier yang memiliki standar kualitas mengenai lingkungan, bersertifikat ISO14000, dan bersertifikat OHSAS18000.

Green Manufacturing
Green manufacturing diartikan sebagai proses produksi dimana input yang digunakan cenderung memiliki dampak yang rendah terhadap lingkungan, yang sangat efisien, dan menghasilkan sedikit/tanpa limbah atau polusi. Aktivitas ini dapat menurunkan biaya bahan baku, mendapat efisiensi produksi, mengurangi biaya keamanan dan keselamatan kerja juga lingkungan, dan meningkatkan kesan baik perusahaan.

Proses lain dalam aktivitas ini antara lain mengontrol zat berbahaya, penggunaan teknologi dengan efisien (meningkatkan performa mesin), dan 3R dan meminimasi limbah.

Green Distribution
Aktivitas ini terdiri dari green packaging dan green logistics. Green packaging yaitu pengemasan yang lebih baik bersamaan dengan penataan kembali pola pengangkutan dapat mengurangi penggunaan material, meningkatkan utilisasi ruang gudang, dan mengurangi jumlah material handling. Green logistics yaitu mengirimkan langsung konsumen, menggunakan bahan bakar alternatif, dan menggunakan batch yang lebih besar.

Reverse Logistics
Reverse logistics adalah proses untuk mendapatkan kembali produk yang telah digunakan konsumen dengan tujuan untuk digunakan kembali atau dibuang dengan layak (Ninlawan, 2010).


Dampak positif yang dirasakan langsung oleh perusahaan setelah menerapkan GSCM diungkapkan oleh salah satu perusahaan elektronik melalui jurnal ilmiah oleh Ninlawan dkk pada tahun 2010 di Thailand. Ninlawan (2010) menyebutkan bahwa dalam salah satu proses GSCM yaitu reverse logistic didapatkan data berupa asal didapatkannya part computer yang digunakan yakni 50% impor, 30% hasil lelang, dan sisanya didapat dari rumah tangga(toko kecil) dengan pembelian mencapai 40 komputer bekas. Yang nantinya bagian-bagian yang tidak digunakan akan melewati proses-proses lain sebelum benar-benar dibuang. 44% menuju kolektor limbah, 26% menuju walk-in-buyers, 26% menuju toko atau gudang, dan 4% akan dibuang.

Dari proses ini banyak keuntungan yang dapat didapatkan oleh perusahaan elektronik tersebut, antara lain menghemat biaya pengadaan bahan baku dan juga mengatasi masalah limbah yang selalu menjadi perhatian dari perusahaan elektronik dimana sebagian limbah elektronik adalah limbah berbahaya. GSCM ini membawa dampak positif berupa keuntungan finansial dan ramah terhadap lingkungan bagi perusahaan elektronik ini. Tentu ini merupakan hasil yang sangat baik.

Disamping terdapat dampak positif GSCM, beberapa penelitian juga menemukan hasil yang berlawanan. Contohnya, Cordeiro dan Sarkis (1997) menemukan hubungan negatif antara aktivitas pro lingkungan dan earning-per-share performance forecast, dan Wang & Sarkis (2013) menemukan hubungan negatif antara program environmental SCM dan performa finansial. Dalam Thesis Sini Laari (2016) menyebutkan terdapat hubungan negatif antara internal environmental collaboration dengan ROI (Return of Investment). Hal ini sama dengan Zhu dkk. (2013) yang menyimpulkan bahwa internal green practices dan performa ekonomi berhubungan negatif.

Berdasarkan jurnal tersebut masih terdapat dampak positif dan negatif green supply chain management terhadap keuangan sebuah perusahaan. Tetapi yang perlu digaris bawahi yaitu green supply chain management sudah pasti membawa dampak positif terhadap lingkungan.

Mungkin ini penjelasan mengenai green supply management jika ada pertanyaan, kritik, dan saran silahkan tulis dikolom komentar yaa.. Semoga bermanfaat..

Indra Rochmana
Indra Rochmana Seorang yang ingin berbagi manfaat pada sesama

Posting Komentar untuk "Dampak Positif dan Negatif Green Supply Chain Management bagi Industri"